Selasa, 29 November 2016

Persahabatan Di Dalam Cinta

Di sebuah tempat yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan ada sebuah genk yang tidak memiliki nama, ah tidak!! Aku rasa bukan genk, persahabatan lebih sesuai untuk mereka.

Adalah Melati, Lily , dan Senja mereka bersahabat sejak kecil, mungkin sejak mereka masih berada dalam ruang yg kokoh, yakni rahim ibunda.
Tapi tentu saja tidak,senja lahir 10 bulan lebih awal dari melati.
Sementara Lily lahir 2 bulan setelah melati.

Mereka bertiga tumbuh dilingkungan yg sama, bersekolah disekolah yg sama dan yang paling penting adalah mereka teman baik bagi satu sama lain.
Seperti anak2 pada umumnya mreka bertiga sering bermain bersama, berantem bersama, berebut mainan 'pun' bersama - sama.

Suatu sore, melati dan lily sedang bermain boneka di teras rumah melati, datanglah senja dengan membawa beberapa mainan yang katanya baru ia dapat dari neneknya.
Meskipun secara umur senja lebih tua dari dua temannya itu, tetapi senja justru lebih kekanakkan dibanding Melati dan Lily.

Senja meminjamkan seluruh mainannya pada keduan temannya memperkenalkan mainan yg menurutnya tidak di ketahui oleh dua temannya.
Melati asyik memainkan macan dan power rangers, sementara Lily memainkan mobil mobilan, entah apa yg Lily lakukan sehingga roda mobilnya terlepas dan rusak, ia mencoba memasangnya kembali tpi tidak berhasil, Lily mulai panik ia tahu pasti Senja akan sangat marah padanya jika mengetahui.

Lily mengambil boneka barbienya, tangan kirinya terkepal seprti menggenggam sesuatu, lalu berkata kepada dua temannya 'aku  harus pulang, karena sudah sore' suaranya sedikit bergetar sembari ia mengembalikan mobil mobilan milik Senja tanpa mengatakan soal rodanya yg rusak.
'Baiklah, besok kita main bareng lagi yah' sahut Senja dengan senyuman.
Melati dan senja masih bermain untuk beberapa saat, kemudian Senja membereskan seluruh mainannya dan menyadari ada yang aneh dengan mobil mobilannya, menyadari bahwa mainannya rusak senja pun mengatakan untuk segera  pulang pada melati.

Sesampainya dirumah,Senja menjadi sangat kesal mengetahui mainannya rusak dan menjadi sangat marah pada Lily karena dia tak mengatakan apapun soal mainannya, bahkan minta maaf pun tidak.
Senja memutuskan untuk tidak mau berbagi mainan dengan Lily dan tak mau bermain bersamanya lagi.

Lily sangat khawatir dan takut, dia bingung, tidak tahu apa yg harus ia lakukan dalam hati dan pikirannya hanya ingin pergi jauh dan tidak bertemu senja lagi, karena ia berfikir apabila bertemu senja maka senja akan sangat marah padanya dan pasti senja tidak mau mengenalnya lagi.

Beberapa hari berlalu Melati heran mengapa kedua temannya tidak main kerumahnya beberapa hari terakhir. Akhirnya Melati memutuskan untuk datang ke rumah Lily.
"Lily, main yuk" teriaknya dari depan rumah Lily.
Kendengar ada seseorang yang memanggil ia bergegas keluar dari kamarnya dan melihat siapa yg datang.
Lily mengajak melati masuk ke dalam rumah
"Tunggu, kita Panggil senja dulu yuk biar main bareng2 lagi.." usul melati bersemangat.
"Kita kan mau main boneka dan masak masakan palingan Senja gak suka mainan ini, jadi kita main berdua saja." Jawab Lily ringan
Melati hanya mengangguk sambil bergumam tanda mengiyakan.

Keesokan harinya Senja datang ke rumah Melati untuk mengajak bermain gundu, Melati pun menawarkan untuk mengajak Lily tetapi Senja menolak dengan mengatakan bahwa Lily tidak bisa bermain gundu, itu memang benar tetapi biasanya Lily suka untuk sekedar menonton.

Hari berganti hari ,minggu berganti minggu , bulan berganti bulan berlalu terus seperti itu, mereka tak pernah bermain  bertiga lagi.

Beberapa tahun kemudian

Mereka telah tumbuh menjadi remaja belasan tahun

Melati semakin heran pada kedua temannya,  ia mengingat ingat sebuah kejadian ketika Senja merusak mainan Lily, sudah jelas yg merusaknya adalah Senja tapi Lily masih memebelanya dengan mengatakan mungkin yg merusak mainannya itu ayam jago.
Seharusnya kan Lily langsung memarahi Senja tapi dia tidak melakukannya.
"Ada apa sebenarnya dengan mereka" ungkap Melati pada diri sendiri.

Saat ini mereka duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar, sebentar lagi ujian akhir.
Hampir setiap hari Lily dijadikan objek kejahilan Senja, yg lebih mengherankan lagi ia tidak pernah melakukan perlawanan yg berarti dia hanya pergi meninggalkan Senja

BERSAMBUNG